Jumat, 11 Mei 2012

Sketsa Diri I

Tiba-tiba semua terasa abu-abu buat ku, melanjutkan kisah berarti membuat hati semakin bersalah, menghentikan kisah berarti membuat ku mati...semua seakan tak berpihak kepadaku, sungguh ini membuatku lebih banyak berdoa, menengadahkan tangan, memohon ampun, meminta petunjuk...tak semudah yang di bicarakan, menapaki kisah hidup yang luar biasa ini, melangkah dengan kaki laksana di bebani berton-ton batu. "hidup hanya sekali Za, apa yang kau inginkan dari hidup ini?" terlintas pertanyaan sahabatku yang satu tahun kemarin berpulang padaNya. aku tak bisa menjawabmu Win hingga kini pun tak bisa, semua seakan menjauh dan lama kelamaan kabur.

Ini berawal ketika aku masih berada di kota kelahiran ku, kota besar yang maju dengan pesatnya, terlihat dari kepadatan penduduk dan menumpuknya kendaraan yang setiap pagi dan sore sampai tak bisa melewati jalan utama kota.Ku longokan kepalaku pada sebuah jendela persegi yang tak berkaca, kendaraan kotak yang selalu menjadi transportasi favoritku, 'macet lagi'...padahal hari itu aku harus datang lebih awal di kampus, ada yang harus ku kerjakan di kampus. Kepalaku tiba-tiba sakit...yang terdengar hanya dengungan seperti lebah dan akhirnya lenyap......................................................hanya gelap yang ada.

....................................................................................................................................................................
"Za...za...za..."sebuah suara yang sangat aku kenal setengah berteriak memanggilku...kepalaku sakit,terasa berat dan menghenyakkan. tepat di depanku, wajah yang tak asing buat ku..."Win...!"
Dia hanya memandangiku dan setengah meneliti apa gerangan yang terjadi padaku, "Za...apa sebenarnya yang terjadi?"
aku hanya diam, karena kendati pun dia memaksa, aku tak tahu apa sebenarnya yang terjadi padaku. 'Win' sahabat satu-satunya yang ku punya, sejak kecelekaan yang merenggut orang tua ku dan kedua saudaraku, aku sebatang kara, akhirnya aku di adopsi oleh keluarga Win, dia bukan hanya sahabat tapi saudara buatku.
"apa kau tak mau cerita denganku?"
aku bukannya tak mau cerita Win tapi....aku sendiri tak faham. jika suatu hari aku mengerti aku akan cerita padamu. Hari-hari ku hanya berada dalam satu penjara intelektual, menghabiskan jam-jam setiap harinya untuk membuat suatu formula baru yang akan di gunakan untuk kepentingan suatu golongan saja. Ya...seharusnya jika aku tidak pingsan, sekarang pasti aku sudah berada di rumah kedua ku 'Laboratorium'...menyusahkan saja tubuh ini, kenapa begitu lemah.

.....................................................................................................................................................................
Zaphira, nama singkat yang di berikan orang tua ku...dan aku biasa di panggil Za...aku terdampar di sebuah kampus antah berantah, menikmati hari-hari yang begitu datar, dan akhirnya terjebak dalam satu lingkaran yang membuat ku terkurung...aku kadang menyesal kenapa di beri kelebihan ini, Volume otak yang lebih banyak menampung segala hal hingga selalu haus akan hal yang baru, menyesal juga karena gara-gara rasa ingin tahu ku yang besar, membuat ku masuk dalam lingkaran ini. setiap hari harus berada dalam ruangan ini dengan resiko bahaya yang luar biasa, nyawa taruhannya. Aku adalah salah satu dari tiga orang ilmuwan muda yang terpaksa membuat senjata kimia mematikan, kami bertiga awalnya hanya ingin mengetahui apa yang di teliti beberapa profesor kami di Lab itu, yang akhirnya memaksa kami dengan ancaman nyawa. Aku sempat ketakutan karena tak pernah tahu ini yang akan terjadi, tapi jika aku runut kembali, aku pun sebatang kara, dan apa yang ku khawatirkan sekarang...kuterima ajakan itu, walau dengan jantung yang selalu berdegup setiap saat. ini tahun ketiga aku berada dalam lingkaran ini.

......................................................................................................................................................................
"Za...apa yang kau kerjakan di Laboratorium para Profesor itu?"
Win, bisakah kau tanya yang lain saja,aku tak mau membicrakannya.apa kau faham maksudku....
"Za, aku amati jika aku bertanya soal pekerjaan mu itu,kau tak pernah mau cerita apalagi menjelaskan,sepertinya sangat rahasia sekali"
Win, hentikanlah atau aku akan meninggalkanmu sendirian disini, jika kau terus berceloteh tentang itu lagi.
"oke Za...aku takkan memaksa untuk mu cerita, tapi aku tetap berharap suatu ahari kau akan menceritakannya padaku"
"aku tak mau kau tinggalkan disini sendirian...kampusmu ini membuat ku merinding...."
Ah...kau Win, aku pun tak tahu kenapa aku bisa berada di sini.
"Za...apa kau tak ingat apa penyebab kau tak sadar kan diri tadi?"
Win,jika aku sadar berarti aku tak pingsan
"kita ke dokter ya Za?"
Win,hentikanlah sejak kapan aku mau di ajak ke dokter. tak perlu khawatir itu hanya karena tubuh ini lemah.
"Za...kalau begitu kita pulang dan istirahat saja"
aku tlah lama tak tinggal bersamamu lagi Win,aku tak mau menyusahkan kalian.
"aku antar sampai kosan mu ya Za,jika tak mau pulang?"
Win yang keras kepala tapi selalu ada untuk ku.

......................................................................................................................................................................

1 komentar: